Bagaimana Virus Corona Mengubah Desain Kantor Masa Depan

Jutaan pekerja kantor di seluruh dunia telah beralih bekerja dari rumah sejak dimulainya pandemi corona pada awal tahun 2020. Karena kantor kosong dan pekerjaan terus berjalan, banyak pengusaha berpikir dua kali tentang mahalnya biaya ruang kerja komunal.

Google, Twitter, Microsoft, dan banyak perusahaan lain, besar dan kecil, mengatakan mereka berencana untuk tetap menerapkan pola kerja dari rumah, juga setelah pandemi selesai. Pakar kesehatan juga menyarankan hal ini dengan mengatakan, pandemi corona ini bukan pandemi terakhir yang harus ditangani dunia.

Pandemi corona memang mengubah drastis pandangan terhadap rang kerja dan perkantoran. Bagi para arsitek dan mereka yang berada di sektor konstruksi bangunan, hal ini juga mulai mengubah cara mereka merancang ruang perkantoran masa depan.

Virus corona bawa banyak masalah, tapi banyak juga solusi

“Satu aspek menarik dari krisis COVID saat ini adalah kesempatan untuk mengamati perubahan dan adaptasi dalam industri kami secara real time,” kata TJ Chambers, perancang proyek di USA Architects di Pennsylvania kepada DW.

“Arsitek umumnya adalah pemecah masalah, yang ditugaskan untuk mencerna data dalam jumlah besar dan mengonfigurasi solusi untuk memenuhi berbagai tujuan yang ditetapkan pada awal proyek,” katanya. Pandemi menawarkan banyak masalah bagi untuk dipecahkan.

“Di tengah krisis kesehatan global, kami mendapati diri kami mengajukan banyak pertanyaan,” kata Chambers, yang perusahaannya sebagian besar fokus pada pembangunan sekolah. “Apa yang terjadi ketika rumah juga menjadi ruang kerja? Bagaimana ruang publik dapat ditata ulang untuk meringankan perjuangan yang sedang dihadapi banyak bisnis dalam iklim seperti itu? Apa yang dapat kita pelajari dari pandemi ini dan diterapkan menghadapi tantangan masa depan?”

Seiring dengan rentetan pertanyaan, pandemi telah memberi arsitek satu hal lain: waktu. Proyek bangunan yang tidak penting di seluruh dunia ditutup karena lockdown, dan perusahaan di banyak negara telah melaporkan penurunan permintaan untuk pekerjaan baru. Jajak pendapat pengembang real estat komersial di California menunjukkan, perusahaan-perusahaan mengharapkan permintaan yang lebih rendah untuk ruang kantor di masa depan, karena banyak orang yang sekarang bekerja dari rumah kelihatannya tidak kembali bekerja di kantor lagi.

“Dalam jangka pendek, telah terjadi pergeseran jenis proyek, karena orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah mereka, saat mereka pindah ke luar kota atau perlu membuat ruang kantor di rumahnya,” kata Vonn Weisenberger, seorang desainer arsitektur di SKOLNICK Architecture + Kemitraan Desain di Kota New York. “Saya pikir, uang telah secara drastis beralih ke proyek-proyek pribadi, seperti rumah dan apartemen pribadi.”

Berkantor di rumah

Mereka yang punya uang telah melakukan beberapa hal menarik sejak pandemi dimulai. Contohnya termasuk seorang arsitek di Brasil, yang menciptakan kantor yang bisa ditenggelamkan ke halaman rumput halaman di depan rumah untuk klien yang menginginkan sensasi pergi kerja. Seorang desainer di Boston mengerjakan ulang ide sebelumnya untuk membangun rumah bermain untuk anak-anaknya menjadi kantor dua lantai untuk dirinya sendiri. Beberapa klien meminta ruang kantor di rumah yang menyertakan latar belakang yang terlihat menarik untuk konferensi video lewat zoom.

Banyak juga permintaan untuk renovasi rumah, termasuk menambahkan ruang kantor, gym, dan ruang kerja yang fleksibel. Menurut survei dari American Institute of Architects, 68% arsitek melaporkan permintaan kantor di rumah tahun lalu, meningkat dari 2019 yang hanya 29%.

 

sumber: https://www.republika.co.id/berita/qo2yem1215000/bagaimana-virus-corona-mengubah-desain-kantor-masa-depan